Sebagai seorang muslim, banyak cara untuk bisa mencapai kebahagiaan, baik duniawi (kehidupan di dunia) maupun ukhrawi (kehidupan di akhirat). Dalam keadaan seperti apa pun, baik ketika bahagia maupun ketika susah, Islam mengajarkan cara terbaik. Karena manusia akan dihadapkan pada banyak permasalahan selama hidupnya. Dan tingkatan permasalahan itu sendiri dimulai dari kadar yang ringan, sedang, hingga berat. Dan sekali lagi, Allah SWT lebih mengetahui kadar masalah masing-masing manusia. Untuk itu, tentunya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Dan, jalan keluar yang diberikan oleh Allah SWT, itulah jalan yang terbaik.
Akan tetapi, terkadang tidak sedikit manusia yang berbeda pandangan dengan Allah SWT. Di mana manusia merasa apa yang dihasilkannya adalah kurang baik, padahal di sisi Allah adalah yang paling baik, begitu pula sebaliknya. Untuk itulah, hendaknya seseorang meyakini, apa pun yang didapatkan manusia adalah kehendak Allah SWT. Dan sedari awal, manusia itu harus menggantungkan segala keinginan dan hajatnya kepada Allah SWT, yaitu dengan melalui perantara doa.
Sebagai seorang hamba Allah SWT harus mengetahui dan meyakini, bahwa masalah apapun yang menimpa dirinya adalah merupakan yang terbaik baginya, baik tentang kebahagiaan maupun kesulitan. Dan Allah SWT lebih mengetahui tingkatan kadar masalah masing-masing makhluk-Nya.
Sangat tegas sekali dalam Al-Quran bahwa semua yang menimpa manusia di dunia adalah sebagai ujian dan cobaan dari Allah SWT.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Dan cara-cara yang baik dalam menghadapi masalah adalah diawali dengan banyak melakukan munajat atau doa kepada Allah SWT. Tentunya doa yang baik selalu mengikuti cara yang diajarkan oleh Al-Quran dan Al-Hadits. Sangat di anjurkan tatkala seseorang ingin memanjatkan doa, hendaknya mengikuti beberapa langkah berikut ini agar doanya mudah dikabulkan Allah SWT.
Langkah-langkah Cara Agar Doa Mudah Dikabulkan Allah SWT.
1. Bersihkan hati dan perbuatan.
Maksud dan makna membersihkan hati adalah hendaknya hati kita tidak dikotori oleh penyakit-penyakit hati, seperti dengki, hasud, riya’, dan lain sebagainya. Karena penyakit-penyakit hati tersebut dapat menjadikan doa sulit dikabulkan Allah SWT.
Lihatlah beberapa akhlak Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan sikap kebajikan, bahkan terhadap musuhnya sendiri beliau senantiasa dapat bersikap lebih baik dan bijak. Semua itu didasarkan kepada kebersihan hati beliau.
Sedangkan makna dan maksud dari membersihkan perbuatan adalah bahwa hendaknya kita selalu menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan kemungkaran. Tatkala iblis sering merasuki dan menggoda diri kita untuk melakukan tindakan yang dilarang agama, niscaya rahmat dan berkah dari Allah SWT akan menjauh. Bahkan segala bentuk ibadah, termasuk doa akan sulit untuk bisa terkabul.
2. Memelihara sumber rezeki, seperti makan, minum, dan pakaian dari yang haram.
Sebagaimana ditegaskan dalam beberapa riwayat, bahwa doa seseorang akan sulit dikabulkan jika pada dirinya masih melekat hak orang lain. Sehingga benar-benar hak itu diberikan kepada pemiliknya.
Adapun masalah rezeki dan harta benda adalah terfokus pada dua hal: usahanya harus halal dan bendanya harus baik. Jika kedua syarat tersebut dapat terpenuhi, niscaya hasilnya akan berkah. Lihatlah dalam beberapa doa, di mana tertulis, bahwa doa memohon rezeki selalu bergandengan dengan kalimat berkah, seperti pada doa selamat (mubarokatan fi rizqi ). Tidak sebaliknya, rezeki dan harta itu harus banyak. Karena belum tentu banyak itu berkah, akan tetapi sudah pasti berkah itu akan terasa banyak (kebutuhan dapat terpenuhi walaupun dengan kadar yang pas pasan).
Oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang sudah memiliki sekian banyak harta kekayaan, namun masih merasa kurang, sebab semua itu didapatkan dari hasil jalan yang dilarang Allah SWT.
Adapun mengenai harta yang baik adalah jenis harta yang sedang kita usahakan hendaknya tidak masuk kategori yang dilarang dan diharamkan Allah SWT, seperti pada kasus minuman keras. Di mana seseorang yang menjual minuman keras walaupun ia melakukan jual beli yang jelas dibolehkan dalam agama, tetapi jenis yang sedang diperjualbelikannya adalah barang dan benda yang dilarang oleh agama, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
Jelasnya, dalam mengais rezeki hendaknya banyak mengingat ayat Allah SWT yang artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”. (QS. Al-Baqarah: 168)
3. Suci dari hadats kecil dan besar (berwudhu).
Hal seperti ini tiada lain sebagai etika dalam berdoa. Dan salah satunya adalah dengan berwudhu, karena wudhu adalah sebagai simbol bagi seorang muslim yang bersih secara fisik dan psikis. Sebab wudhu adalah terjemahan dari makna kesucian, baik jiwa maupun raga. Bahkan para ulama dan kalangan para sahabat Rasul tidak pernah dalam sejarahnya mereka lepas dari wudhu setiap waktunya. Hal itu semakin meyakinkan bagi kita, bahwa energi wudhu sangat luar biasa tatkala seseorang bermunajat kepada Sang Maha Kuasa. Sebab, Allah sangat mencintai orang-orang yang selalu menyucikan diri.
4. Bersungguh-sungguh dalam berdoa dan merasa penuh yakin akan dikabulkan doanya serta tidak mudah putus asa.
Tidak dipungkiri lagi sebuah pepatah yang mengatakan bahwa di mana ada kemauan, di sana pasti ada jalan. Sekilas pribahasa tersebut mengajarkan bahwa tujuan itu hanya bisa dicapai dengan cukup memiliki niat tanpa perlu tindakan, cara dan keseriusan.
Keyakinan yang kuat tertanam dalam hati akan melahirkan sugesti dan dorongan yang kuat pula. Fokus di dalam memohon sangat menentukan kesuksesan untuk diterima tidaknya permohonan tersebut. Dan bukan berarti orang yang telah serius berdoa dan sungguh-sungguh tidak mudah untuk dikabulkan, namun Allah SWT lebih mengetahui kapan doa itu akan dikabulkan Nya. Untuk itu tidak menutup kemungkinan doanya akan dikabulkan pada waktu dan bentuk yang lain diluar dari harapan dan keinginan. Karena Allah lah yang paling mengetahui segala sesuatu yang ghaib dan baik bagi hamba-hamba Nya.
Allah SWT menegaskan di dalam salah satu firman-Nya di dalam Alquran, “…dan janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah SWT….”
Ayat ini mengingatkan kepada manusia, bahwa rahmat Allah sangat luas dan banyak sekali. Oleh karenanya dianggap orang yang menentang kudrat dan iradah-Nya jika seseorang mudah putus asa terhadap apa yang dihadapinya di dunia.
Berperilaku putus asa adalah bukan karakter dan ciri sebagai seorang muslim, karena Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan sifat tersebut bagi umatnya. Dengan tegas pula, Allah mengharamkan perilaku putus asa karena termasuk kategori kepada orang yang tidak beriman kepada-Nya . Sedangkan bagi orang yang beriman, segala sesuatunya selalu menggantungkannya kepada Sang Khaliq.
5. Berdoa dengan kerendahan hati, khusyuk, ikhlas, merendahkan suara di antara berbisik dan nyaring, dan diiringi dengan perasaan takut terhadap azab Allah serta penuh harap atas limpahan kurnia-Nya.
Sebagaimana Allah jelaskan mengenai cara berdoa di dalam Al-Quran, yang artinya:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS Al-A’raf: 55)
Bahkan Nabi Zakaria as juga berdoa dengan suara yang sangat lirih sekali, seakan-akan tidak ingin terdengar oleh orang lain. Sehingga jauh dari sifat riya’. Sebagaimana Allah SWT melukiskan doa Nabi Zakaria di dalam Al-Quran, yang artinya:
“Yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabb-nya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam: 3)
Di samping itu, berdoa dengan sangat khusyu adalah salah satu ciri orang-orang yang selalu berdoa dengan cara merendahkan diri di hadapan-Nya. Perasaan dirinya sangat hina dan rendah di hadapan Allah SWT. Bahkan dalam hal ini, Allah SWT telah memperjelasnya kembali dalam ayat lain yang artinya:
“…dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90)
Karena itu, untuk ibadah-ibadah yang kategorinya sunnah sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Berbeda dengan ibadah-ibadah wajib yang harus dilakukan dengan terang-terangan agar syiar Islam dapat menyebar lebih cepat.
Adapun manfaat dari dilakukannya perkara yang sunnah dengan cara sembunyi-sembunyi agar terhindar dari sifat pamer (riya’) yang dapat merusak tatanan ibadah.
6. Berdoa diawali dengan mengucap puji-pujian kepada Allah SWT serta bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Mengenai hal ini, banyak sekali hadits-hadits yang menganjurkan untuk mengawali doa dengan memuji kepada Allah SWT dan mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Di antara hadist-hadist tersebut adalah sebagai berikut:
“Barangsiapa yang bershalawat seratus kali dalam sehari, maka Allah SWT akan mengabulkan seratus hajatnya (keinginan/perkaranya); 70 untuk urusan akhiratnya dan 30 untuk urusan dunianya.” (Al-Hadits).
“Sesungguhnya sebaik-baik manusia terhadapku (Muhammad SAW) pada Hari Kiamat adalah yang selalu memperbanyak shalawat kepadaku.” (Al-Hadits)
“Jika salah seorang di antara kalian melakukan shalat (doa), hendaknya ia memulainya dengan mengucapkan Hamdallah serta puja dan puji kepada Allah SWT kemudian bershalawat atas Nabi SAW, kemudian setelah itu ia berdoa dengan doa yang ia inginkan.” (HR. Abu Daud dan Nasai’)
Jika melihat beberapa hadits di atas, dijelaskan bahwa uraian dalam berdoa hendaknya mengikuti aturan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hal tersebut dimaksudkan agar doa tersebut mudah dan cepat dikabulkan. Bahkan, keumuman hadits terakhir untuk memohon dalam hal apa saja menjadi dasar untuk mengawali doa dengam Tahmid (puji-pujian kepada Allah dan shalawat). Mengikuti cara Rasul dalam berdoa adalah salah satu strategi agar doa cepat dikabulkan.
7. Hendaknya berdoa menghadap Kiblat.
Hal ini dimaksudkan agar doa langsung menghadap simbol ketaatan kepada allah SWT yaitu Ka’bah. Bahkan, Allah jadikan salah satu bagian Ka’bah (multazam) sebagai tempat yang sangat mustajab untuk dikabulkannya permohonan/doa.
8. Berdoa dengan menengadahkan kedua telapak tangan.
Anjuran dalam hal ini sebagai ilustrasi sebuah permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah SWT. Sebaliknya, bagi yang enggan untuk menengadahkan kedua belah tangannya menunjukkan ketidakseriusan dan kesungguhan dalam berdoa, bahkan bisa dikategorikan sebagai orang yang malas untuk meminta. Dan, sebuah hadist menjelaskan, bagi yang malas atau enggan meminta adalah kategori sebagai manusia yang sombong kepada Allah SWT. Karena yang berhak sombong hanyalah AllahSWT. Maka tentu bagi yang malas dalam keseriusan berdoa, tidak akan cepat untuk dikabulkan Allah SWT. Rasulullah SAW telah bersabda tentang masalah ini:
“Jika kamu meminta kepada Allah SWT, maka memintalah dengan menengadahkan kedua belah telapak tanganmu, dan janganlah meminta dengan menengadahkan kedua belah punggung tanganmu.” (HR. Abu Daud)
9. Dan diperkenankan berdoa dengan menyebut nama-nama Allah SWT (Asmaul Husna) dan hendaknya selalu mengulang doa dengan berbagai cara, di antaranya dengan menigakalikan lafadz doa.
Hikmah dan makna dari diperkenankannya bagi setiap hamba muslim untuk berdoa dengan Asmaul Husna, karena Allah SWT sangat senang dipanggil dengan nama-nama terbaiknya. Sebagaimana Allah SWT telah menegaskannya dalam Al-Quran, yang artinya:
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna…” (QS. Al A’raf: 180)
Demikianlah keluwesan Islam dalam mengajarkan dan mengajak pemeluknya untuk selalu mengingat kepada Allah SWT. Selama hidupnya, manusia itu adalah berdzikir/berdoa kepada Sang Khaliq. Sehari semalam manusia hidup, selalu diawali langkahnya dengan berdoa kepada-Nya. Mulai hendak tidur, bangun tidur, ke kamar mandi, hendak memakai baju, keluar rumah, naik kendaraan, bahkan kembali hendak tidur tidak lepas dari rangkaian untuk berdoa kepada Allah SWT.
Semua itu mengajarkan bahwa hidup dalam Islam harus memiliki nilai ibadah kepada Allah SWT walapun urusan yang sedang digelutinya adalah urusan dunia. Karena hakikatnya, berbuat untuk kepentingan dunia adalah salah satu bentuk ibadah jika diposisikan sebagai sarana untuk tetap bisa bertahan hidup dan agar bisa melakukan ibadah dengan baik dan tenang.
10. Hendaknya doa diakhiri dengan mengusap muka dengan kedua belah telapak tangan.
Hal ini untuk menambah keutamaan berdoa sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Di samping itu, juga untuk menambah keyakinan bahwa apa yang dimintanya akan diperkenankan oleh Allah SWT.
Demikian uraian panjang mengenai Cara Agar Doa Mudah Dikabulkan Allah SWT. Mudah-mudahan artikel ini dapat meningkatkan semangat Anda dalam berdoa kepada Allah SWT untuk mewujudkan semua harapan, cita-cita, dan keinginan Anda yang diridhai-Nya. Aamiin.
Download Inovasi Belajar Mudah, Cepat, dan Praktis Menguasai Materi Tes dan Ilmu Pengetahuan
Tes TOEFL, Ujian Nasional, Tes CPNS, SBMPTN, CAT CPNS