Banyak orang yang mempelajari bahasa Inggris menjadi putus asa karena mereka tidak merasakan adanya kemajuan yang berarti. Mereka juga sering merasa frustrasi dan kehilangan motivasi belajar karena tidak puas terhadap cara guru mengajar atau materi pelajaran yang mereka peroleh. Padahal dalam kenyataannya kegagalan seperti ini sering disebabkan oleh kesalahan diri sendiri.
Mengingat pentingnya peranan diri seseorang dalam proses belajar, maka pengembangan metode pengajaran pada tahun 1980-an banyak difokuskan pada siswa, yang dikenal dengan sebutan Learner Center Approach.
Salah satu aspek di dalam Learner Center Approach adalah pengembangan “Learner Training” yang diprakarsai oleh Holec pada tahun 1981. Tujuan dari learner training adalah membantu siswa melihat faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar dan mencari strategi belajar yang sesuai dengan mereka.
Fokus dari Learner Training bukanlah pada “apa” yang harus dipelajari, tetapi “bagaimana” cara mempelajari bahasa asing (bahasa Inggris).
Menentukan cara atau strategi belajar bahasa Inggris yang efektif bukanlah hal yang mudah, karena setiap individu mempunyai cara belajar yang berbeda karena perbedaan bakat, gaya kognitif, kepribadian, minat, tujuan, pengalaman belajar di masa lampau dan masih banyak lagi.
Namun beberapa peneliti, seperti Stern (1975), Naiman (1978) dan Rubin (1979) mencoba menemukan bagaimana mereka mencapai kesuksesan.
Dari hasil studi yang mereka lakukan secara terpisah, diperoleh beberapa karakteristik dan strategi yang dilakukan oleh orang-orang yang berhasil yang dapat dirangkum ke dalam lima hal berikut ini:
1. Dorongan untuk berkomunikasi,
2. Keinginan untuk berlatih,
3. Minat untuk mempelajari tata bahasa (grammar),
4. Perhatian terhadap fungsi dan arti suatu ucapan, dan
5. Mempunyai tujuan yang jelas.
1. Dorongan untuk Berkomunikasi Bahasa Inggris
Salah satu ciri khas dari orang yang berhasil adalah keinginannya yang kuat untuk berkomunikasi. Mereka selalu mencari kesempatan untuk berbicara dalam bahasa asing yang mereka sedang pelajari.
Kalaupun mereka terbentur pada suatu kesulitan dalam menemukan suatu kata, mereka akan berusaha dengan berbagai cara, seperti gerakan tangan atau dengan menggunakan penjelasan dengan kata-kata lain untuk dapat menyampaikan maksud mereka.
Sebaliknya, bila mereka tidak tahu arti dari salah satu kata yang dipakai oleh lawan bicara mereka, mereka akan mencoba mengira-ngira artinya dari konteks yang ada.
Mereka juga tidak malu membuat kesalahan dalam berbicara dan kadang-kadang mereka berusaha mereka-reka kata baru berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki; misalnya “I want to conversation with you” walaupun kata yang lebih tepat adalah “I want to talk with you” untuk menyatakan “Saya ingin berbicara dengan Anda”.
2. Keinginan untuk Berlatih Berbahasa Inggris
Mereka aktif berpatisipasi dalam kelas dan selalu memanfaatkan kesempatan untuk berlatih dengan teman sekelas. Selain itu, mereka juga mencari kesempatan untuk berlatih di luar kelas, misalnya dengan mengikuti conversation club, membaca novel, atau menonton film berbahasa Inggris.
3. Minat untuk Mempelajari Tata Bahasa Inggris (Grammar)
Selain berlatih berbicara, siswa yang berhasil juga meluangkan waktu untuk mempelajari aturan-aturan tata bahasa (grammar).
Mereka memerhatikan pola-pola kalimat dan mempelajari bagaimana unsur-unsur kalimat itu disusun. Kemudian berdasarkan pengetahuan itu, mereka mencoba menyusun kalimat-kalimat baru untuk mengekspresikan maksud mereka.
4. Memberi Perhatian terhadap Fungsi dan Arti Suatu Ucapan Bahasa Inggris
Suatu kalimat dapat mengekspresikan maksud yang berbeda-beda tergantung dari konteks dan hubungan antar pemakainya. Sebagai contoh, kalimat “I’ve got a headache”, mempunyai arti yang berbeda dalam masing-masing konteks di bawah ini:
1. A :What’s the matter?
…. B : I’ve got a headache.
2. A : Have you done your homework?
…. B : I’ve got a headache.
3. A : Let’s go to the movie tonight?
…. B : I’ve got a headache.
- Dalam konteks yang pertama, arti dari “I’ve got a headache ” adalah “ kepala saya sakit” yang mungkin diucapkan oleh seorang pasien kepada dokternya.
- Dalam konteks yang kedua “I’ve got a headache” berfungsi sebagai alasan yang mungkin dipakai oleh seorang anak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tugasnya;
- Dalam konteks yang ketiga, berfungsi sebagai penolakan atas suatu ajakan.
Siswa yang berhasil studinya memerhatikan aspek di atas dan menyadari pentingnya pemakaian kalimat yang tepat sesuai dengan situasinya.
Oleh sebab itu, dalam mempelajari bahasa Inggris, mereka tidak saja memfokuskan diri pada tata bahasa (grammar) dan pengucapan (pronunciation), tetapi juga mempelajari bagaimana memilih kalimat yang tepat, dengan mempertimbangkan situasi, tempat, siapa yang diajak bicara, tujuan serta topiknya.
5. Memiliki Tujuan yang Jelas dalam Belajar Bahasa Inggris
Orang yang sukses biasanya mengetahui apa yang mereka butuhkan dan membuat tujuan yang jelas untuk dicapai. Mereka sadar bahwa untuk berhasil diperlukan kerja keras dan ketekunan, sehingga mereka menyusun program belajar yang rinci dan mudah dijalankan.
Mereka membagi waktu belajar secara teratur dan memonitor perkembangannya secara berkala. Untuk mencapai tujuan, mereka tidak saja bergantung pada guru dan buku, tetapi juga memanfaatkan sumber-sumber yang ada di luar kelas seperti majalah, koran, buletin, buku-buku bacaan, software, internet, dan sebagainya.
Demikian uraian singkat mengenai Strategi Belajar Bahasa Inggris yang Efektif sebagai bahan pertimbangan Anda untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan bahasa Inggris. Jangan lupa baca juga artikel lainnya tentang “Faktor Penunjang Keberhasilan Belajar Bahasa Inggris” dan “Cara Belajar Bahasa Inggris untuk Orang Dewasa“sebagai pematangan strategi belajar bahasa Inggris.
Download Inovasi Belajar Mudah, Cepat, dan Praktis Menguasai Materi Tes dan Ilmu Pengetahuan
Tes TOEFL, Ujian Nasional, Tes CPNS, SBMPTN, CAT CPNS